Jakarta, (06/02/24) Selasa, Kenaikan harga-harga bahan pokok yang dirasakan oleh masyarakat, sudah terjadi sejak bulan November 2023 lalu. Hingga akhir 2023 lalu harga cabai, beras, gula hingga minyak goreng semuanya kompak mahal.
Bahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kaget saat mengetahui harga cabai 120ribu per kg, disalahsatu kunjungan ke Pasar di Jakarta.
Sementara itu, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat harga gula pasir lokal naik 1,1 persen ke Rp17.450 per kg pada awal pekan ini. Kemudian, gula kualitas premium naik 1,4 persen ke Rp17.550 per kg.
Pengamat Ekonomi KAMMI Geoeconomy and Bussines (KGB) Muhammad Ridwan Uda mengatakan, terjadinya kenaikan harga-harga bahan pokok ini dikarenakan masalah klasik, yaitu ketergantungan kita terhadap pasokan pangan dari global.
Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya stabilitas perekonomian suatu negara.
Untuk itu Ridwan Uda mendorong, agar pemerintah bersama DPR, kembali membangun paradigma pertanian yang komprehensif serta kemandirian pangan dalam negeri.
Mau tidak mau, harus mulai disadari, dipahami dan dilakukan. Jika tidak, maka sepanjang 2024 kita akan terus mengalami kenaikan harga dan inflasi.
Sementara itu, untuk beberapa komoditas yang berasal dari dalam negeri, setidaknya ada tiga pokok alasan yang menjadi biang kerok kenaikan harga bahan tersebut yakni; El Nino, permintaan yang meningkat jelang pemilu dan musim penghujan.
Adapun Solusi jangka pendek yang dilakukan pemerintah saat ini dengan operasi pasar dan impor, hanyalah jalan pintas sengkarut penyelesaian tata kelola komoditasi kita.
Sementara petani membutuhkan insentif pupuk yang murah dan terjamin, kurangnya riset dan pengembangan pertanian, dibutuhkan teknologi dan transportasi yang efisien dan efektif untuk memangkas rantai pasok dan menekan biaya logistik.
Terakhir, Mendag Zulhas harus fokus melakukan stabilitas harga, membeli hasil dari petani dan bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk menurunkan harga.
Atau mundur dari jabatan dan fokus kampanye partainya.
Ungkap M Ridwan Uda, yang juga Ketua Bidang Ekonomi PP KAMMI